NEGARA INI MEMANG ANEH
‘’Kemarin
memang sudah berlalu, membekas ia membekas, banyak peristiwa banyak peristiwa
yang membuat hati campur aduk, kecewa ia kecewa mengecewakan mengapa masih saja
ada korupsi dinegeri ini, mengapa masih ada manusia yang membunuh karena secuil
alasan, mengapa masih ada saja sibudi kecil dikolong-kolong jembatan dan
mengapa masih ada banyak orang yang serakah disana, satu persatu kebenaran itu
terungkap menyesatkan tetapi juga melegakan ternyata masih banyak orang baik di
negeri ini orang yang mempunyai hati nurani orang yang menjungjung tinggi
keadilan, saat ini langkah baru akan dimulai terompet pesta demokrasi sudah
terdengar kawan, suara dan hatimu jangan diabaikan dengarkan nuranimu agar kau
tak menyesal, harapan ia selalu ada harapan masih ada yang muda yang penuh
semangat bangunlah hentakkan kakimu pastikan dunia digenggamanmu, dunia
digenggamanmu’’.
(IWAN
FALS)
Negeri ini memang kaya, kaya orangnya,
kaya binatangnya, kaya alamnya, kaya budayanya negeri ini memang kaya, kaya
pejabatnya, kaya penjahatnya, kaya idenya, kaya sejarahnya negeri ini memang
kaya. Heyyyy…bolehkan ku bertanya tentang Indonesia ini? Tentang kekayaan
rakyat, kekayaan yang menangis rakyatnya di ujung malam, kaya harapannya dan
kaya agamanya. Pancasila, garuda engkaulah ideologi dan engkaulah di dada yang
membuat kami melayang karnamu negeri ini memang kaya. Di bawah bendera ku
bersimpuh sambil menghormatkan tangan tak kan pernah ku lepaskan dari genggaman
dan lambaian tangan.
Kekayaan ini yang menjadikan rebutan dan
mengatas namakan jabatan saling tindih menindih karena suatu pesta kepemimpinan
hingga saudara terasa bukan lagi keluar dari satu rahim ibuknya. Membuat para
rakyat dibawah saling mengakimi sendiri, membenarkan sendiri, mengambil untung
dalam kesempatan saking kayanya negeri ini. Negeri ini banyak keluh kesah
resahkan bocah kecil yang sedang tidur dan bahkan terbawa mimpi.
Persoalan semakin tua semakin hilang
ingatan akan sumpah janjinya, akan tanggung jawabnya seperti halnya anak-anak
masa remaja dan kembali lagi tua yang seperti kembali lagi sperti anak-anak
pemikirannya, itulah nafsu yang dibiarkan memang sulit untuk membuktikan
semuanya tapi bukan berarti tidak bisa. Diriku yang berasal dari Kabupaten
Pamekasan ketika berada diluar Kabupaten ditanya sama orang tentang sebuah
tragedi yang menimpa Kabupaten kami serasa harus bisa menyembunyikan kemaluan
dalam-dalam.
Pamekasan yang selama ini dikenal dengan
berbagai santunan agamanya, pendidikan, budaya dan sosialnya sudah tercemari
ada titik bintik hitam dalam diri Kabupaten. Entah apa yang terjadi disana kami
hanya bisa menaruh amanat ini untuk diemban sebaik mungkin dan dijaga betul
akan martabat keadilan dipundaknya walaupun pada hakikatnya Kabupaten merupakan
tanggung jawab kita bersama.
Banyaknya peristiwa membuat hati
bercampur aduk, mengapa masih ada di alam nuansa islami yang serakah, ataukah
hanya memakai baju tanpa mengetahui warna, ukuran yang dipakainya. Tetapi,
tenanglah kami para pemuda yang belajar dari peristiwa dan kaulah termasuk
kutukan dari sejarah perjalanan yang kami akan mengusahakan mengusapnya
meskipun itu tidak akan pernah terjadi karna sejarah telah kau nodai dan telah
mengutuknya.
Mari
mandi lagi, dan berangkat sekolah lagi….
Coba
mandiri karna pancasila bukan berisi harapan dan khayalan…
Comments