KISAH SEDIH DARI MESIR
Seorang Ibu Berkali-kali SMS Putrinya yang Tewas di Mesir "Tolong
yakinkan Ibu kalau kamu aman. Ibu menelepon ribuan kali."
“Habiba, tolong yakinkan Ibu kalau kamu aman. Ibu sudah menelepon ribuan
kali. Tolong balas, Ibu khawatir sekali. Ceritakan bagaimana
keadaanmu,” demikian isi SMS ibunda Habiba Ahmed Abd Elaziz, seorang
jurnalis muda yang tewas dalam bentrok berdarah di Mesir, 14 Agustus
2013.
CNN melansir, sang ibu sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada
putrinya. Ia tinggal di Sharjah, Uni Emirat Arab, terpisah jarak dengan
putrinya, Habiba Elaziz (26 tahun), yang sedang berada di Kairo, Mesir.
Ibu yang kebingungan itu berulang kali mengirim SMS kepada putrinya,
berharap segera mendapat balasan.
“Tuhan, saya mempercayakan suami saya Ahmed dan putri saya Habiba
kepada-Mu. Semoga kami tidak berduka atas salah satu dari mereka,” tulis
sang ibu lagi kepada putrinya. Ia juga mengirim doa kepada para
demonstran Mesir lewat pesannya kepada Elaziz. “Semoga Allah menguatkan,
mendukung, dan melindungi mereka,” tulisnya.
Pagi harinya, Elaziz masih sempat bertukar SMS dengan sang ibunda.
“Kerumunan orang sangat banyak dan mereka dalam keadaan waspada. Tolong
doakan kami, Ibu,” tulis Elaziz kepada ibunya. Ibunya pun membalas, “Ibu
mempercayakan kamu kepada kuasa Tuhan.”
Elaziz lalu mengirim SMS lagi kepada ibunya. “Saya sedang menuju ke
serambi sebentar. Ada tank di sana,” kata dia. Itulah SMS terakhir
Elaziz. SMS itu dipublikasikan pertama kali oleh The National. Adik
Elaziz, Arwa Ramadan, kepada CNN membenarkan bahwa itu memang SMS
kakaknya sebelum tewas.
Elaziz adalah seorang reporter majalah mingguan Xpress yang berbasis di
Uni Emirat Arab. Ironisnya, ia tewas bukan ketika sedang bertugas
meliput peristiwa di Mesir, negara asalnya. Ia justru sedang mengambil
cuti untuk merayakan Idul Fitri di tanah kelahirannya itu.
Untuk mengisi waktu luang selama cuti, Elaziz membantu merawat
orang-orang yang terluka di kemah demonstran. Tak diduga nyawanya ikut
melayang dalam pertumpahan darah di Mesir Rabu kemarin.
“Sulit dipercaya ia telah pergi. Dia amat antusias dengan pekerjaannya
dan mempunyai karir cerah di masa depan,” kata Wakil Editor Xpress,
Mazha Farooqui.
Ibunda Elaziz yang tak tahu putrinya tewas dalam kerusuhan di Mesir,
terus mencoba menelepon dan mengirim SMS kepada dia. Akhirnya siang hari
itu teleponnya ke sang putri diangkat. Namun bukan suara sang putri
yang terdengar di ujung telepon, melainkan suara orang asing. Orang itu
berkata: putrinya telah tewas.
Comments