Huruf yang tak kau ukir
“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia
bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada
ruang?”
Manusia tiada lain selain hanya
beribadah pada yang maha kuasa bahkan seluruh makhlukpun di perintahkan hal
yang sama. Kebutuhan akan tuhan jarang sekali dilihatkan dalam setiap sesi dan tingkah laku. marilah buka mata hati dan
nurani sadarkan jiwa dan katakan bahwasanya selama ini terlalu melupakan akan
Rahmat tuhan yang di taburkan dalam setiap persecond detik.
Bagaimana mau bersyukur bukankah kesibukan yang
kita jadikan alasan diatas kewajiban.
Bagaimana mengukir harapan jika keinginan
birahi lebih utamakan…?
Mampukah mengerti dengan keadaan yang tak dapat
dijadikan rujukan…?
Bukankah insan yang butuh tuhan, bukan tuhan
yang membutuhkannya…?
Bagaimanakah mau saling
menyayangi jika tidak bisa menyayangi diri sendiri akan penghambaan pada yang
maha Esa…?
Pantaskah
diri kita mengatakan bahwasanya kita telah saling berbagi kebaikan dalam ranah
kedewasaan diplanet ini.
Bukankah
al Kholik telah berfirman bahwasanya manusia itu bisa lebih tinggi derajatnya
daripada malaikatpun atau justru terjerumus seperti para
syetan-syetan…Naudubillah
Comments